Wednesday, November 9, 2016
Wednesday, November 2, 2016
Tuesday, June 21, 2016
ANALISA JURNAL ITIL
AUDIT PENGELOLAAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI BERDASARKAN ITIL PADA IT MARKETING & TRADING (M&T) PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION V SURABAYA
Untuk mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya kesenjangan (gap) layanan antara kenyataan dengan harapan pengguna layanan IT M & T PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region V Surabaya, maka dibutuhkan audit pengelolaan layanan TI berdasarkan salah satu best practice ITSM, yaitu Information Technology Infrastructure Library (ITIL). ITSM menyediakan serangkaian proses praktik terbaik yang komprehensif, konsistendan koheren dalam pengelolaan layanan TI, serta mendorong suatu pendekatan kualitas untuk mencapai efektivitas dan efisiensi bisnis (Addy, 2007). Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan audit pengelolaan layanan TI pada IT M&T PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation RegionV Surabaya akandilakukan berdasarkan standar audit yang disusun dan dipublikasikan oleh Information System Audit and Control Association(ISACA), yaitu Information System Standards, Guidelines and Proceduresfor Auditing and Control Professionals.
Pengelolaan Layanan TI atau yang disebut juga dengan Information Technology Service Management(ITSM) adalah pemanfaatan terencana dan terkendali terhadap aset TI, orang dan proses untuk mendukung kebutuhan operasional bisnis seefisien mungkin dan memastikan bahwa organisasi memiliki
kemampuan secara cepat dan efektif untuk menanggapi kejadian/situasi yang
tidak diinginkan serta terus menerus mengevaluasi proses dan kinerja dalam rangka
mengidentifikasi dan menerapkan peluang untuk perbaikan
Referensi
A.F Zavier, H Tanuwijaya, B Hermawan/JSIKA Vol. 3, No. 2, (2014) / ISSN 2338
-137X
Analisis
IT Pemasaran & Perdagangan (M & T) PT. Pertamina (Persero) Pemasaran Daerah Operasi V Surabaya merupakan bagian dari fungsi operasional Shared Services Perusahaan (CSS) PT. Pertamina (Persero) di bidang Teknologi Informasi (TI).Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan audit pengelolaan layanan TI pada IT M&T PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation RegionV Surabaya akan dilakukan berdasarkan standar audit yang disusun dan dipublikasikan oleh Information System Audit and Control Association(ISACA), yaitu Information System Standards, Guidelines and Proceduresfor Auditing and Control Professionals.
Link : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jsika/article/viewFile/390/278
An Exploratory Investigation Into Using ITSM Metrics to Indicate The Business Value of IT In a South African Financial Services Company
Abstrack
An ITdepartment in a large organisation can be seen as a collection of coherent, related, self-contained functions that span multiple divisions including hardware installa-tions, software installations, networking systems, application management and other systems related to the storage, transfer and manipulation of information (Zammuto et al., 2007). The foundational goal of IT in a company is to provide a cost effective service to meet the company’s needs and align with its business strategy
(McNaughton et al., 2010). With the realisation of the criticality of IT as a resource (Beachboard et al., 2007; Bloodworth and Herron, 2007;
Carr, 2003; Smith, 2007), the associated costs have exponentiallyincreased in the last few decades, pressing IT managers to demonstrate the value of IT in economic terms to business decision
makers (Coyle, 2009; Smith, 2007).
IT can provide both tangible and intangible benefits. Tangible benefits are those which affect a company’s bottom line, and can be measured by a quantitative, objective and in many cases, financial means (Ward and Daniel, 2006; Ward andPeppard, 2002).Many companies have found the intangible benefits of IT to be difficult to demonstrate, and measure their investments solely on hard benefits. Intangible benefits are typically measured qualitatively (Ward and Daniel, 2006), and have been found to include the following benefits (Beachboard et al., 2007; Ward and Daniel, 2006; Ward and Peppard, 2002):
1. Competitive advantageis derived from delivering something that is unique and difficult to replicate or copy by a competitor. Sustaining this competitive advantage means ensuring the unique feature is also unable to be substituted by a competitor (Bharadwaj, 2000; Ward and Daniel, 2006);
2. Increased internal efficiencies by means of reducing costs associated with resources, allowing companies to do more with fewer resources, thereby improving econo-mies of scale (Ward and Daniel, 2006; Ward and Peppard, 2002; Zammuto et al., 2007). This increase in output while limiting input cost is referred to as productivity.
Referensi
Anfara VA, Brown KM, Mangione, TL (2002). Qualitative Analysis on Stage: Making the Research Process More Public. Educ. Res. 31(7):28-38.
Apfel A (2008). A Maverick Approach to the Business Value of IT.Gartner. Stamford
Bakos J, Kemerer C (1992). Recent Applications of Economic Theory in Information Technology Research. Decis. Support Syst. 8:365-386.
Analysis
Companies’ executives have long realised the importance of IT inconducting business. As such, an ever larger portion of capital is allocated to IT. Managers see an opportunity to reduce the input cost of producing value for clients by reducing IT expenditure; however, managers need a clear picture of the value of IT to make appropriate cut of IT cost. This study explores the value the IT unit provides to business, by investigating a method of identifying IT metrics that are significant to IT managers and extending their significance beyond the IT unit to business executives. The Gartner business value model was used to link IT metrics to financial metrics in a South African financial services company.
Senior business executives, business process owners and IT respondents were interviewed to get pertinent information, and an exploratory approach was taken to investigate the information garnered. The results illustrate that if a set of leading indicat ors of financial performance can be identified by
senior business executives, the business activities that support these leading indicators and the IT services these activities rely on can be uncovered.
Link : http://www.academicjournals.org/journal/AJBM/article-full-text-pdf/B5BF97A47494
Monday, June 20, 2016
DEMAND MANAGEMENT, SERVICE PORTOFOLIO MANAJEMEN, MANAGEMENT COORDINATION DESIGN, MANAGEMENT CATALOGUE DESIGN
TUGAS KELOMPOK
MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI#
Disusun oleh :
10114912 Alwan Fadlurohman
10114982 Ana Yulianty
11114110 Andre Farizzal
11114371 Annisa Hernanda F
11114506 Ardin Monang B
2KA15. FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA 2015/2016
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Demand Management
1.1.1 Pengertian demand management
Demand management adala suatu fungsi untuk mengetahui semua kebutuhan produk dan jasa dari pelanggan. Dengan adanya hubungan antara aktifitas bisnis dengan pemanfaatan sumber daya IT, makan tantangan bagi kita adalah dengan mempertahankan hubungan anatara kedua nya dengan baik. Hal ini bertujuan agar dalam prosesnya kebutuhan yang akan direncanakan dapat terealisasi dan memprioritaskan kebutuhan apabila terjadi kekurangan supply baik material maupun sumberdaya.
Dengan adanya demand management maka kita dapat memprediksi semua pengaruh yang mungkin dapat terjadi di kemudian hari, kita juga dapat merencanakan besar biaya yang akan kita gunakan dengan lebih efektif.
1.1.2 Usaha untuk mengurangi permintaan pelanggan
Sesuai dengan aktifitas bisnis yang terjadi, penawaran atau permintaan seringkali berfluktuasi. Saat ini bias saja bisnis yang anda jalankan itu ramai, akan tetapi ada kala nya bisnis anda akan mengalami penurunan permintaan akibat dari berbagai factor yang mempengaruhi nya. Dengan adanya hal tersebut maka, kita harus menggunakan suatu strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Strategi ini dapat membantu kita berupaya untuk mempertahankan bisnis yang sedang kita jalani sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan misalnya bangkrut. Berikut adalah upaya-upaya yang dapat kita lakukan untuk menyesuaikan atau mengurangi kapasitas pelayanan dengan tingkat permintaan yang berfluktuasi.
1. Menggunakan karyawan paruh waktu
Karyawan paruh waktu biasanya banyak dipekerjakan selama periode sibuk. Dimana strategi ini banyak diterapkan karena dianggap pekerjaan yang dibutuhkan pada periode tersebut tidak terlalu membutuhkan keterampilan khusus.
Misalnya saja, sebuah toko pakaian wanita mempekerjakan karyawan paruh waktu ketika menjelang perayaan Idul Fitri atau Hari Natal tiba.
2. Menyewa fasilitas dan peralatan tambahan
Untuk menekan angka biaya yang tidak perlu maka, perusahaan dapat menyewa peralatan atau fasilitas tambahan yang dipergunakan selama periode sibuk. Karena biasanya ketika sedang memasuki periode biasa atau sepi, fasilitas-fasilitas ini biasanya tidak terlalu terpakai. Sehingga apabila perusahaan membeli hanya akan melakukan pemborosan.
3. Meningkatkan harga di periode sibuk
Pada periode sibuk maka permintaan akan naik, sehingga perusahaan akan menaikkan harga ketika periode tersebut. Hal ini dilakukan agar ketika periode tersebut berakhir, maka uang kas perusahaan tidak akan korup karna sudah tertutupi pada perolehan yang telah didapatkan pada periode sibuk.
Misalnya, sebuah hotel menaikkan biaya sewa ketika weekend,hari libur dan hari-hari besar umat beragama serta menurunkan biaya ketika hari biasa atau weekdays
.
1.1.3 Keuntungan dari manajemen permintaan
Manajemen permintaan akan menjaring segala bentuk infomasi yang berkaitan dengan peramalan, input pemesanan, janji pemesanan, dan lain sebagainya. Sehingga dapat diperoleh berbagai keuntungan dari adanya manajemen permintaan ini. Misalnya saja:
1. Perusahaan dapat memperoleh ramalan atau perkiraan mengenai independent demand yang bersifat tidak pasti
2. Dapat memprediksi besaran biaya secara lebih efektif
3. Penggunaan terhadap biaya-biaya yang dianggap tidak perlu juga dapat dikontrol dengan baik
4. Bisnis yang dijalankan akan memiliki sedikit kemungkinan untuk mengalami kebankrutan
1.1.4 Keterkaitan dengan proses manajemen pelayanan lainnya
Management permintaan adalah penyumbang dari ketersediaan proses management lainnya, hal ini dikarenakan manajemen permintaan dapat membantu untuk memahami karakteristik dari perngaruh fluktuasi permintaan terhadap proses pelayanan lainnya. Berikut adalah beberapa proses manajemen pelayanan lain nya yang memiliki keterkaitan dengan manajemen permintaan
1. Service portfolio management, service catalogue management
Kondisi grafik permintaan dan profile pengguna dapat mendorong upaya pengingkatan pelayanan yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan dalam bisnis tersebut.
2. Financial management
Dengan adanya demand managemen dapat meningkatkan keuntan dan mengurangi biaya yang tidak perlu ketika berada dikondisi puncak.
1.2 Service Portofolio Management
1.2.1 Pengertian Service Portofolio Management
Service Portofolio Management adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk memutuskan bagaimana strategi perusahaan untuk melayani customer atau pelanggan, untuk mengukur dan mengevaluasi scenario investasi yang obyektif.
1.2.2 Tujuan Service Portofolio Management
Tujuan pelayanan management ( spm ) portofolio adalah memastikan keputusan untuk berinvestasi di dalamnya layanan yang suara dan lebih sejajar dengan yang dari bisnis kebutuhan dan prioritas
1.2.3 Komponen Service Portofolio Management
Portofolio pelayanan yang mengandung informasi tentang layanan yang di seluruh sistem, memberikan informasi mengenai status layanan ketika mereka bergerak dari konsep persyaratan spesifikasi melalui, persetujuan, desain, transisi ke dalam hidup operasi dan pensiun pribadi yang akhirnya akan menjadi .Informasi yang akan digelar pada tiap jasa berkembang dan mengubah ketika ia memandu melalui system.
Pada saat layanan siap untuk pengiriman operasional, penuh isi portofolio layanan harus meliputi:
· Nama layanan
· Deskripsi pelayanan
· Status pelayanan
· Klasifikasi dan criticality pelayanan
· Aplikasi digunakan
· Data skema data dan / atau digunakan
· Proses bisnis yang didukung
· Pemilik bisnis
· Pengguna bisnis
· Pemilik IT
· ingkat layanan garansi , sla dan slr referensi
· jasa dukungan
· Sumber daya mendukung
· Layanan tergantung
· Mendukung olas , kontrak dan perjanjian
· Biaya pelayanan
· Biaya layanan (bila berlaku)
· Pendapatan pelayanan (bilaberlaku)
· Pengukuran layanan
Dalam rangka untuk mengelola dan memahami informasi , pelayanan secara konseptual portofolio dipisahkan , dan sering secara fisik , menjadi tiga terpisah komponen, yaitu :
· Pelayanan pipa , yang meliputi layanan yang belum pindah ke dalam operasi
· Layanan pensiun , yang mencakup informasi tentang layanan yang telah diambil dari operasional penggunaan dan yang dianggap nilai untuk mempertahankan informasi tentang mereka.
Di antara keduanya adalah pelayanan yang operasional dan mengirim ke pelanggan . Layanan tersebut ditutup oleh layanan katalog.
1.2.4 Keterkaitan dengan proses manajemen pelayanan lainnya
Pentingnya seluruh siklus hidup untuk semua proses, mengartikan bahwa portofolio layanan digambarkan sebagai tulang yang menghubungkan siklus hidup yang berbeda tahap menajadi satu kesatuan yang saling terhubung satu dengan yang lainnya. Berikut adalah beberapa proses yang beketerkaitan denga Portofolio Service Management:
1. Business relationship management
Manajemen layanan portofolio adalah sistem manajemen kritis pendukung jalan penyedia layanan TI bekerja sama dengan bisnis untuk memastikan bahwa IT menambah nilai optimum . Mengelola portofolio layanan membutuhkan kerjasama penuh dengan bisnis dan ini berarti keterlibatan dari manajemen hubungan bisnis
2. Manajemen Keuangan
Salah satu hubungan kunci untuk manajemen layanan portofolio dengan pengelolaan keuangan. Kontribusi dari pengelolaan keuangan yang bersangkutan dengan pengembangan kasus bisnis , penilaian peluang investasi , perbandingan evaluasi pilihan layanan yang berbeda , evaluasi risiko keuangan dan penentuan nilai layanan . Semua ini adalah pusat untuk keputusan tentang apa yang harus dimasukkan dalam portofolio layanan atau dihapus dari itu .
Manajemen keuangan juga bertanggung jawab untuk memastikan dana yang tersedia untuk mendukung pemberian layanan portofolio dan untuk memastikan agar alokasi anggaran sejalan dengan ini .
3. Manajemen layanan katalog
Sejak layanan portofolio meliputi layanan katalog perlu dilakukan intensitas hubungan portofolio dari peserta manajemen layanan dan manajemen layanan katalog .Informasi yang baik dalam unsur unsur portofolio layanan harus konsisten
4. Supplier management
Pengelolaan pemasok jasa dukungan dan memastikan bahwa semua mereka rincian dan hubungan tidak akurat tercermin dalam pelayanan dan portofolio portofolio yang pelayanan ini konsisten dengan penyedia sistem informasi pengelolaan dan kontrak.Manajemen akan menarik pada informasi yang diperoleh pemasok dalam pelayanan sebagai dasar portofolio untuk perundingan dalam hal kontrak.
1.3 Management design coordination
1.3.1 Pengertian Management design coordination
Manajemen desain mengintegrasikan ilmu manajemen dan ilmu desain, yang berarti bahwa manajemen desain merupakan disiplin ilmu yang memfokuskan pada sumber daya dan kegiatan desain suatu perusahaan. Manajemen desain menerapkan proyek, desain, strategi dan teknik rantai pasokan untuk mengendalikan proses kreatif, mendukung budaya kreatifitas dan membangun desain dan struktur organisasi.
1.3.2 Tujuan Management design coordination
Tujuan dari koordinasi desain untuk memastikan bahwa semua kegiatan desain konsisten dan terkoordinasi. Ini termasuk karya desain yang termasuk dalam perubahan, proyek dan dukungan kerja juga pemasok aktivitas. Ruang lingkup dari koordinasi desain adalah semua pelayanan kegiatan desain Sebagai tambahan, koordinasi desain memiliki tujuan:
· Merencanakan dan mengkoordinasikan sumber dan kemampuan yang diperlukan
· Memproduksi paket desain layanan
· Mengatur kualitas kriteria
· Memastikan bahwa model layanan dan solusi pasti ke strategis, arsitektur dan kebutuhan tata kelola
1.3.3 Kegiatan-kegiatan dari Management design coordination
Terdapat banyak kegiatan yang ada dalam manajemen desain, berikut adalah kegiatan penting dari manajemen desain:
1. Tata kelola dan pemantauan untuk memastikan kerelevanan kebutuhan bisnis diakui dan tergabung dalah kegiatan layanan desain
2. Prediksi dan perencanaan pemanfaatan dari kemampuan dan sumber yang dibutuhkan untuk kegiatan layanan desain
3. Pelacakan kemampuan dan pemanfaatan sumber terhadap rencana dari kegiatan layanan desain
4. Pengelolaan resiko dan masalah desain
5. Hubugan dekat dengan wilayah proyek dan desainer perubahan sepanjang kegiatan layanan desain untuk memastikan kekonsistensian.
1.3.4 Keterkaitan dengan proses manajemen pelayanan lainnya
Koordinasi desain menarik kegiatan yang berada di dalam layanan desain. Koordinasi desain melakukan peran yang sama yang dilakukan oleh perencanaan transisi dan dukungan dengan fase transisi layanan dari siklus layanan ITIL.
Ada juga hubungan yang kuat untuk kegiatan proyek manajemen. Koordinasi desain berada dalam posisi untuk menyediakan proyek dengan pedoman, standar, dan kebijakan untuk menghubungkan kepada layanan desain dan memerhatikan kepatuhan pada pedoman, standar, dan kebijakan sepanjang masa aktif proyek. Koordinasi desain membantu untuk memastikan bahwa proyek disampaikan seperti apa yang kita butuh dan harapkan dan semua area bekerja sama dengan tujuan yang sama.
1.4 Management Service Catalogue
1.4.1 Pengertian Management Service Catalogue
Penyedia basis data yang difokuskan pengguna manajemen sebagai pengantar layanan IT. Manajemen katalog layanan memiliki 2 elemen, yaitu desain awal dan perkembangan katalog layanan. Ini adalah isi dan struktur hubungan dengan portofolio layanan. Manajemen yang sedang berjalan mengatur informasi dalam katalog untuk menjaga agar tetap update untuk menyesuaikan dengan kondisi bisnis.
1.4.2 Tujuan Management Service Catalogue
Untuk menyediakan satu, sumber informasi yang konsisten atas seluruh layanan yang disetujui dan memastikan bahwa katalog layanan tersebut secara luas tersedia untuk siapa saja yang diizinkan untuk mengaksesnya.
1.4.3 Keterkaitan dengan proses manajemen pelayanan lainnya
1. Service portfolio management
Katalog layanan adalah kegiatan portofolio layanan yang mengandung informasi tentang layanan terbaru IT atau siap untuk pindah transisi
2. Fancial management
Katalog manajemen menyediakan manajemen keuangan dengan informasi yang diinginkan dalam permodelan permintaan layanan, pembuatan keputusan dan aturan yang tidak hanya tersedia untuk perbaikan anggaran dan rencana.
DAFTAR PUSTAKA
Tuesday, March 15, 2016
MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI
1. Apa itu service management?
Menurut Gerard Blokdijk (2008) seperti yang dikutip oleh Meyke Krestiana Putra (2010) pada skripsi yang berjudul “Penerapan Best Practice IT Service Management dalam proses Improvement IT Service Desk PT. Matahari Putra Prima”, bahwa ITSM adalah satu set kemampuan khusus suatu perusahaan untuk memberikan sesuatu yang bernilai kepada pelanggan dalam bentuk layanan. Kemampuan perusahaan ini dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh pelangganerspektif atau attribut yang ditunjukkan terdiri dari people, product/technology, partners/suppliers danprocess dengan penjelasan sebagai berikut:
2. service lifecycle adalah System Life Cycle (SLC) adalah proses evolusi yang diikuti oleh pelaksanaan sistem informasi dasar-dasar atau subsistem. Ini biasanya digunakan untuk mengembangkan sebuah sistem yang besar. Telah ada pendekatan implementasi tradisional sepanjang era komputer, dan ada perjanjian umum antara ahli-ahli komputer sehubungan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan.
System Life Cycle (SLC) terdiri dari lima fase yaitu *Fase Perencanaan
Fase ini dimulai dengan mendefinisikan masalah dan dilanjutkan dengan sistem penunjukan objektif dan paksaan. Di sini sistem analis memimpin studi yang mungkin terjadi dan mengemukakan pelaksanaannya pada manajer.
* Fase Analisis
Fase ini mempunyai tugas penting yaitu menunjukkan kebutuhan pemakai informasi dan menentukan tingkat penampilan sistem yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Fase ini meliputi penetapan jangkauan proyek, mengenal resiko, mengatur rangkaian tugas, dan menyediakan dasar untuk kontrol.
* Fase Desain
Fase Desain ini meliputi penentuan pemrosesan dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru, dan pemilihan konfigurasi terbaik dari hardware yang menyediakan desain. Desain system adalah ketentuan mengenal proses dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru.
* Fase Pelaksanaan / Implementasi
Fase ini melibatkan beberapa spesialis informasi tambahan yang mengubah desain dari bentuk kertas menjadi satu dalam hardware, software, dan data. Pelaksanaan adalah penambahan dan penggabungan antara sumber-sumber secara fisik dan konseptual yang menghasilkan pekerjaan sistem.
* Fase Pemakaian / Penggunaan
Selama fase penggunaan, audit memimpin pelaksanaannya untuk menjamin bahwa sistem benar-benar dikerjakan, dan pemeliharaannya pun dilakukan sehingga sistem dapat menyediakan kebutuhan yang diinginkan.
Dari kelima fase di atas, empat fase di awal disediakan untuk dikembangkan, jadi metode yang ada didalamnya dapat berkembang sesuai zaman. Sedangkan fase yang terkahir tidak untuk dikembangan, hanya sebagai pelaksanaannya saja.
Fase ini dimulai dengan mendefinisikan masalah dan dilanjutkan dengan sistem penunjukan objektif dan paksaan. Di sini sistem analis memimpin studi yang mungkin terjadi dan mengemukakan pelaksanaannya pada manajer.
* Fase Analisis
Fase ini mempunyai tugas penting yaitu menunjukkan kebutuhan pemakai informasi dan menentukan tingkat penampilan sistem yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Fase ini meliputi penetapan jangkauan proyek, mengenal resiko, mengatur rangkaian tugas, dan menyediakan dasar untuk kontrol.
* Fase Desain
Fase Desain ini meliputi penentuan pemrosesan dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru, dan pemilihan konfigurasi terbaik dari hardware yang menyediakan desain. Desain system adalah ketentuan mengenal proses dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru.
* Fase Pelaksanaan / Implementasi
Fase ini melibatkan beberapa spesialis informasi tambahan yang mengubah desain dari bentuk kertas menjadi satu dalam hardware, software, dan data. Pelaksanaan adalah penambahan dan penggabungan antara sumber-sumber secara fisik dan konseptual yang menghasilkan pekerjaan sistem.
* Fase Pemakaian / Penggunaan
Selama fase penggunaan, audit memimpin pelaksanaannya untuk menjamin bahwa sistem benar-benar dikerjakan, dan pemeliharaannya pun dilakukan sehingga sistem dapat menyediakan kebutuhan yang diinginkan.
Dari kelima fase di atas, empat fase di awal disediakan untuk dikembangkan, jadi metode yang ada didalamnya dapat berkembang sesuai zaman. Sedangkan fase yang terkahir tidak untuk dikembangan, hanya sebagai pelaksanaannya saja.
3. ITILversi 3 versi 2011 memiliki 30 proses dan fungsi yang bisa dijadikan sebagai referensi dan panduan bagaimana mengelola layanan IT yang sesuai dengan best practice dan good practice.
ITIL versi 3 merancang modelnya dengan sebuah lingkaran, yang merepresentasikan proses-proses dalam mengelola layanan IT berjalan dalam sebuah lifecycle. ITIL melihat layanan IT dimulai dengan tahapan SERVICE STRATEGY, tahapan ini terdiri dari proses-proses untuk merencanakan serta menentukan layanan-layanan IT apa saja yang akan dibangun atau dikelola. Layanan yang akan dibangun akan masuk kedalam Service Portfolio, akan dihitung aspek finansialnya melalui Financial Management, sebelum akhirnya akan masuk ke tahap Design.
ITIL versi 3 merancang modelnya dengan sebuah lingkaran, yang merepresentasikan proses-proses dalam mengelola layanan IT berjalan dalam sebuah lifecycle. ITIL melihat layanan IT dimulai dengan tahapan SERVICE STRATEGY, tahapan ini terdiri dari proses-proses untuk merencanakan serta menentukan layanan-layanan IT apa saja yang akan dibangun atau dikelola. Layanan yang akan dibangun akan masuk kedalam Service Portfolio, akan dihitung aspek finansialnya melalui Financial Management, sebelum akhirnya akan masuk ke tahap Design.
.4. Measure
Pada tahapan ini bertujuan untuk memvalidasi permasalahan, mengukur atau menganalisa permasalahan dari data-data yang ada.
the deming cycle adalah PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act" (Indonesia:Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti), adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah iteratif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan siklus Deming.
Pada tahapan ini bertujuan untuk memvalidasi permasalahan, mengukur atau menganalisa permasalahan dari data-data yang ada.
the deming cycle adalah PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act" (Indonesia:Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti), adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah iteratif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan siklus Deming.
Subscribe to:
Posts (Atom)